DBD di Wonogiri Mulai Telan Korban Jiwa

Wonogiri, Harian Solo - Serangan Demam Berdarah di kabupaten Wonogiri awal tahun 2015 ini terbilang tinggi.  Sedikitnya dua nyawa telah melayang akibat penyakit mematikan yang disebabkan nyamuk aydes aigepty itu.
Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Wonogiri Supriyo Heryanto mengatakan setidaknya sejak januari hingga awal februrai tahun 2015 ini ada18 kasus DBD. Dua diantaranya dinyatakan meninggal dunia.  “Dibandingkan tahun lalu pada bulan yang sama kasusnya lebih tinggi. 2014 lalu tercatat 10 kasus dan tidak ada yang meninggal dunia, sementara awal tahun ini sudah ada 18 kasus dengan dua pasien meninggal dunia,” ungkapnya
Setelah bulan januari lalu pasien asal praci dinyatakan meninggal. Bulan ini pasien asal Ngadirojo juga meninggal lantaran demam berdarah. Katanya, Kasdi (50) Pondok Kulon, Kecamatan Ngadirojo, meninggal di RSUD. Sebelumnya pasien masuk IGD tanggal 31 Januari, karena kondisi buruk langsung masuk ICU, tapi setelah itu meninggal dunia tanggal 2 jam 2 pagi.
Katanya, pasien meninggal tersebjt masuk dibawa kerumah sakit sudah masuk kategori. DSS, atau ringkasnya telah terjadi pembocoran plasma darah. Secara media kondisi pasien sangat parah. Pihaknya menduga pasien telah berluang kali terkena gigitan nyamuk demam berdarah. Lantas mengalami demam selama eman hari namun tidak lantas diperiksakan.
“Kalau demam tinggi, kemudian turun seperti itu hingga hari ke 6 harus hati hati, itu masa kritis. Kalau bisa lolos dari itu kemungkinan selamat. Kalau tidak bisa melewati masa kritis sulit untuk tertolong,” katanya
Pihaknya berharap masyarakat segera membawa pasien dengan gejala demam tinggi ke puskesmas atau ke rumah sakit terdekat. Jika diminta untuk rawat inap, maka sebaiknya pasien dirawat inap. Sebab menurutnya, pasien yang terkena serangan demam berdarah harus ditangani secara intensif dan tidak dapat berobat jalan.
Tambahnya dari 34 Puskesmas setidaknya ada lima distrik puskesmas yang melayani rawat inap. Diantaranya, di kecamatan Purwantoro, Jatisrono, Baturetno, Praci Mantoro Dan Wuryantoro. Selain itu, juga masih terdapat sejumlah rumah sakit swasta yang melayani rawat inap.
Perang
Lantaran telah ada korban meninggal dunia akibat demam berdarah, DKK Wonogiri menyatakan perang melawan DBD. Hal itu ditandai dengan melakukan fooging di titik kasus jatuhnya korban jiwa akibat demam berdarah. “Fooging dilakukan di  Kecamatan Ngadiro, dengan radius 100 meter dari titik kasus di Desa Pondok Kulon,” katanya
Lanjutnya fooging akan di lakukan sebanyak dua kali. Frekwensi prnyemprotan satu titi dua kali fooging dilakukan dengan memperhatikan siklus nyamuk “Karena dari jentik sampai nyamuk itu butuh waktu 5 hari, jadi harus di fooging dua kali,” jelasnya
Namun demikian, fooging diakuinya tidak cukup efektif untuk mengatasi nyamuk demam berdarah. Sebab pihaknya telah melakukan penelitian dengan UGM, yang menunjukan bahwa nyamuk demamberdarah telah kebal pada fooging yang mengandun Palation. “Dari penelitian menunjukan dalam jentik ada pestisida, kalau sudah jadi nyamuk pasti kebal. Oleh karena itu masyarakat harus rutin melakukan kegiatan pembersihan sarang nyamuk,” tandasnya. (Red-HS99/AS).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar