Waduk Sedimantasi Belum Tuntas Masalahnya

Ilustrasi
Wonogiri, Hariansolo.com - Pekan menanam nasional terfollow up dg baik. Ketikakebiasaan menamam tidak dirumah maka sedimentasi akan terus teradi.

Kawasan kirikanan wadul dihijaukan. Cara menaman konservatif di hentikan. Sungai ungai itanami tanaman keras berbuah. Bukan tanaman keras.

Tanaman palaeija diganti holtikultura dan empon empon. Untuk krbutuhan harian..sudah kita gandengkan dengn pihak ketiga. Delyomek dan air mancur sudah MOU.

Virus gila batu akik ternyata tidak hanya dimonopoli pejabat dan kolektor. Kalangan pelajar Wonogiri juga keranjingan. Bahkan ada nuansa sekikit mitos dalam perburuan akik oleh kalangan pelajar. Mereka berupaya mendapatkan akik untuk menambah rasa percaya diri ketika menghadapi Ujian Nasional (UN).

Berdasarkan informasi yang dihimpun koran ini, demam batu akik di kalangan pelajar terjadi di wilayah Wonogiri timur. Para pelajar yang sebagian besar adalah kelas IX SMP ataupun XII SMA keranjingan beburu batu akik. Bukan sembarang batu akik, mereka mencari jenis Junjung Derajad. Yakni akik yang memiliki motif seperti tanda pangkat sersan atau kopral dalam kesatuan TNI, namun terbalik. Atau mirip huruf V terbalik. Kadang ada satu motif dalam sebuah batu akik, namun ada pula yang lebih, mirip kepangkatan militer tersebut.

Para pelajar percaya, dengan mengnakan batu akik junjung derajad, maka kepercayaan diri akan semakin bertambah. Layaknya pejabat yang memakai dan berharap karir akan melesat naik.

“Semakin banyak tanda motifnya,semakin bagus,” ujar salah satu pelajar yang enggan menyebutkan namanya, Jumat (27/2).

Mereka mencari batu akik tidak perlu dengan menggali tanah layaknya penambang. Namun cukup berburu diantara para pedagang. Harga yang ditawarkan beragam, antara puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah.

“Tergantung warna batu dan emban atau cincin pengikatnya juga,” katanya.

Anggota DPRD Wonogiri yang bertempat tinggal di wilayah Kecamatan Purwantoro, Marhendi Indriatmoko menuturkan hal serupa. Menurtnya, perburuan akik junjung derajad telah menjadi semacam fenomena pelajar sebelum menghadapi UN.

“Mereka rela mengumpulkan uang jajannya demi mendapatkan batu mulia jenis itu,” tutur Marhaendi.

Marhaendi mengatakan, batu akik jenis junjung derajad, ada yang mempercayai bisa mengangkat derajad seseorang. Bila itu dikenakan para pelajar, diharapkan dapat memperlancar saat mengikuti ujian.

Terpisah, Daryanto, seorang penjual batu akik membenarkan fenomena tersebut. Namun, dia enggan menaikkan harga jual junjung derajad kendati banyak yang memburu. Terlebih jika yang membeli adalah kalangan pelajar.

“Berapa to uang saku pelajar itu. Makanya tidak saya naikkan, paling tiak sampai Rp 50 ribu per bijinya,” tandas Daryanto.

Terkait fenomena perburuan akik junjung derajad, Kepala Dinas Pendidikan Wonogiri, Siswanto, belum berhasil dikonfirmasi. Telepon selulernya belum bisa dihubungi hingga berta ini diturunkan. (Red-HS99/AS).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar