Pameran Akik Wonogiri Jadi Berkah

Wonogiri, Harian Solo - Digelarnya pameran akik oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Wonogiri menjadi berkah tersebdiri bagi para pengrajin batu akik, pedagang dan kolektor. Tak terkecuali bagi Fahmi Nugroho (30) dan istrinya Dian Lestari (29). Keduanya tampak sibuk meladeni para pemburu rough  atau bahan mentah yang memiliki kandungan batu mulia di Gedung Giri Wahana komples GOR Giri Mandala Wonogiri.
Warga Dusun Paran Desa Dawungan Kecamatan Jatiroto itu mengaku menjual bahan dasar batu akik sejak tahun 2009. “Setelah menikah itu sudah mulai aktif jualan rough (bahan dasar) akik. Hampir seluruh wilayah wonogiri pernah saya jelajahi, terutama ngadirojo ke timur kaya akan bahan dasar batu akik,” ujarnya, Jum’at (27/2)

Fahmi mengungkapkan dahulu bahan dasar pembuat batu akik terbilang masih sangat murah. Hanya Rp 1500 per kilogram.  Diantaranya seperti Anargonite atau bulu hanoman, Lumut kembang dan lavender. Saat ini harga bahan dasar tersebut mencapai Rp 200 ribu per kilo gram
Fire oval jadi andalan. bijian 100-juta.
Demam akik satu tahun terakhir menempatkan fire oval atau yang dikenal  sebagai kalangan dengan nama berjat api sebagai batu mulia asli wonogiri yang memiliki harga tinggi.  Katanya ujuk batu mulia jenis tersebut saat ini sulit dicari dan tidak dijual perkilo, namun bijian dalam arti siap dipasang ring. Katanya saat ini harga batu akik jenis fire oval berkisar dari Rp 100 ribu hingga 100 juta, tergantung kualitas batu.
 “Dulu waktu awal saya main di akik tahun 2009 fire oval itu dibuang-buang karena seperti kaca. Malah dulu paling laku itu watu lintang, kerena setelah diproses bisa diwarnai atau di buat pola, harganya mencapai Rp 2500,” ungkapnya
Fahmi berharap, akik Wonogirri eksis dan mampu mengimbangi geliat akik di Garut Dan Sukabumi. Sebab menurutnya telah 40 tahun kedua kota itu melestarikan akik dengan bahan dasar dari Wonogiri.

Menurut fahmi langkah paling aman membeli batu akik adalah dengan membeli bahan mentah.Dengan seperti itu peminat batu akik tidak akan terkena tipu muslihat.
“Untuk menghindari palsu atau tidak sebaiknya beli bahan,” tandasnya
Lain halnya dengan Andi (40) pria asal semarang itu mengaku bergelut menjual akik berawal dari hobi. “Saya sejak setahun lalu jualan, sebelumnya hobi saja koleksi koleksi. Ternyata setahun terakhir bagus prospeknya,” ujar pria yang telah lama tinggal di Bulusari RT2/4. Bulusulur, Wonogiri itu
Berbagai jenis cincin bertahtakan batu akik di jualnya, mulai dari harga Rp 150 ribu sampai Rp 4 juta. Diantaranya ada jenis kecubung, bulu macan dan lain-lain. MEnurutnya pameran tersebut sangat membantu bagi pedagang kecil dan pengrajin. “Sangat membantu usaha kecil di bidang batu akik. Kalau seperti ini punya kami pasar. Apa lagi katanya mau dibuatkan pasar khusus batu akik, itu lebih bagus lagi,” tandasnya
Sementara itu Fredy Sasono Selertaris Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora), menyampaikan pameran tersebut diikuti 29 peserta baik dari dalam kota maupun dari luar kota. Peserta dari dalam kota  diantaranya berasal dari kecamatan, Sidoarjo, Ngadirojo, Wuryantoro, Eromoko Kismantoro. Sementara peserta dari luar kota, Yogyakarta, gunungkidul, Solo.
“Kami menilai pareran ini sangat bermanfaat. Sebab dalam pembuatan batu akik itu melibatkan sepuluh tangan atau sepuluh pihak, mulai dari penambang batu hingga pedagangnya,” ujarnya
Pihaknya juga telah memberikan kesempatan kepada para pedagang setiap acara car freeday untuk berjualan di depan kantor Disbudparpora dan di waduk gajah mungkur pada hari minggu. (Red-HS99/AS)>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar